Sabtu, 14 Maret 2009

Antara Ring 1 , Ring 2 , dan Ring 3 : ”Emang Gue Pikirin”

Dalam penjelajahan saya di dunia Facebook (FB) selama sekitar 1 bulan ini, saya berkesempatan untuk berkomunikasi dengan mahasiswa, khususnya mahasiswa TPHP berbagai angkatan, alumni, serta mantan-mantan mahasiswa bimbingan Akademik, Kerja Praktek, Skripsi, dan bimbingan KKN saya dulu. Jujur saja, saya senang bisa berkomunikasi dengan mereka dan dapat menyambung silaturahmi kembali dengan mereka, sehingga terasa lebih akrab sambil bernostalgia dan berbagi cerita – meski dipisahkan jarak yang kadang cukup jauh. Ada yang masih di seputaran Jogja, Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Jakarta, Lampung, dan bahkan ada yang di Filipina.





Awalnya saya agak mikir dan ragu, tabu gak ya kalau dosen main FB. Sesaat setelah saya meyakinkan diri dan memposisikan fungsi FB bahwa FB hanyalah sebuah sarana komunikasi layaknya Handphone, SMS, dan sejenisnya, maka saya meyakini bahwa memanfaatkan FB sebagai sarana komunikasi bukanlah hal yang tabu bagi siapa saja. Kalaupun pada akhirnya ada yang mencemooh atau menganggap tidak pantes karena jaim, atau sejenisnya, maka lagu Maya Estianti ”EGP – Emang Gue Pikirin” wajib dinyanyikan keras-keras. Dan bagi saya, nyatanya setelah melanglang buana menjelajah dunia FB ternyata lebih banyak manfaatnya daripada mudlaratnya, sejauh bisa mengendalikan diri dan tidak kecanduan.


Nah... dalam pengembaraan saya di dunia FB, khususnya setelah berkomunikasi dengan para alumni, berbagai perasaan saya berkecamuk – campur aduk jadi satu (hallahhh opo to iki...). Ada perasaan senang dan bangga bila mendengar khabar alumni sudah berhasil diterima atau bekerja di perusahaan Anu atau Instansi Anu, apalagi telah menduduki jabatan tertentu. Sekali lagi saya dan institusi Jurusan maupun Fakultas tentunya ikut senang dan bangga, meskipun keberhasilan tersebut tentu bukan karena saya. Sebaliknya saya akan ikut bersedih dan prihatin apabila ada sebagian alumni yang belum beruntung dan masih harus berburu mendapatkan pekerjaan yang diidam-idamkan.


Kalau dicermati mengenai kesesuaian pekerjaan dan kompetensi bidang ilmunya, menurut hemat saya dapat dikategorikan menjadi 3 yaitu golongan Ring 1 , Ring 2 , dan Ring 3. Para alumni yang termasuk golongan Ring 1 yaitu alumni yang berhasil mendapatkan pekerjaan sesuai dengan kompetensi bidang ilmu TP (TPHP). Alumni yang termasuk golongan Ring 2 adalah alumni yang mendapatkan pekerjaan yang kurang pas dengan kompetensi bidang ilmunya tetapi nyerempet-nyerempet bidang TP atau Agro secara umum, dan yang terakhir adalah alumni yang –maaf- terpaksa bekerja diluar bidang kompetensi TP (TPHP) saya sebut sebagai golongan Ring 3. Saya yakin fenomena ini tidak saja dialami oleh alumni TP saja, tetapi pasti juga dialami oleh alumni fakultas lainnya (maaf ya ..saya tidak bermaksud untuk ngayem-ngayemi dengan mencari pembenaran atau nyari temen....).


Mengapa mereka tidak seluruhnya berada di Ring 1, melainkan ada yang berada di Ring 2 dan Ring 3 tentu ada sebabnya. Selain karena terbatasnya lapangan kerja atau formasi yang ada, kemungkinan besar karena cukup banyaknya pesaing dari perguruan tinggi lain. Oleh karenanya, hanya alumni pilihan dan terbaik sajalah yang bakal mampu menempati posisi di Ring 1. Terbaik tentu bukan hanya dari kemampuan akademiknya saja, melainkan juga kemampuan soft skill atau entrepreneurship dan kepemimpinan yang dimiliki.


Bagi alumni yang masuk wilayah Ring 2 dan Ring 3, menurut saya perlu juga diacungi jempol, sebab mereka sangat realistis menyikapi kondisi riil di lapangan yang tidak kondusif untuk mampu meraih peluang di Ring 1. Jadi kalau pada akhirnya alumni tidak mampu berkiprah di Ring 1 seperti yang diidam-idamkan Jurusan maupun Fakultas tentunya bukan sepenuhnya salah mereka, karena pada kenyataannya peluang yang ada sangat terbatas dan peluang yang terbuka lebar adalah wilayah Ring 2 dan 3.


Dahulu kala, saya menganggap bahwa bagi lulusan yang masuk wilayah Ring 2 dan Ring 3 ini ilmu TP yg dipelajari seolah-olah menjadi mubazir, karena tidak dimanfaatkan secara optimal. Namun menyikapi situasi lapangan kerja riil beberapa tahun terakhir ini, nampaknya pendapat tersebut perlu dikoreksi. Saat ini proses belajar mengajar di perguruan tinggi tidak sepenuhnya bersumber dari tatap muka di kelas dengan dosen, melainkan juga diperkaya dengan tugas mandiri dan kelompok, Focus Group Discussion, presentasi seminar kecil, serta dari sumber belajar lainnya, misalnya Teknologi IT. Selama proses belajar mengajar tersebut kemampuan kerjasama tim, kemampuan berkomunikasi, kemampuan mengidentifikasi masalah, kemampuan mencari solusi masalah, dll menjadi semakin terlatih dan terasah. Menurut hemat saya kemampuan-kemampuan inilah yang justru paling penting sehingga mampu menggambarkan kedewasaan mahasiswa dalam menyikapai persoalan riil yg berkembang di masyarakat. Bagaimanapun juga, saya tetap bekeyakinan bahwa dimanapun posisinya alumni TP akan mampu beradaptasi dengan cepat dan sekecil apapun ilmu TP yang telah dipelajari selama ini pasti dapat dimanfaatkan.


Akhirnya dimanapun wilayah alumni berada, apakah di Ring 1, Ring 2, atau di Ring 3, bagi saya tidak masalah dan tidak terlalu penting dimasalahkan. Selamat berkarya dan berkiprah untuk ikut andil membangun negeri ini sesuai peran kita masing-masing. Salam.


2 komentar:

  1. terima kasih artikel anda sangat bermanfaat bagi saya dan keluarga comment 389

    BalasHapus
  2. Terima kasih atas kunjungannya. Semoga informasi atau tulisan yang saya sajikan bermanfaat bagi kita semua.

    BalasHapus